BREAKING NEWS

OPINI - Pentingnya Literasi Digital Bagi Mahasiswa

 

Foto: Lisda Khairani

Oleh: Lisda Khairani

*) Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh

 

Literasi merupakan elemen penting dalam memanfaatkan teknologi secara optimal. Dalam konteks pembelajaran, lingkungan akademik, hingga dunia profesional, kemampuan literasi digital memiliki peran yang sangat krusial.

Penerapan literasi digital tidak hanya membantu masyarakat untuk lebih bijak dalam mengakses dan menggunakan teknologi, tetapi juga meningkatkan kecakapan dalam bidang informasi dan komunikasi. Literasi digital mencakup keahlian dalam menggunakan perangkat teknologi secara bijak, dengan tujuan menciptakan interaksi dan komunikasi yang positif.

Di era digital saat ini, siapa yang paling terdampak jika tidak memiliki literasi digital? Mahasiswa, sebagai generasi muda dan agen perubahan, dituntut tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga harus mampu menjelajahi dunia digital secara efektif.

Mengapa hal ini penting? Karena pesatnya perkembangan teknologi informasi telah mengubah pola belajar, cara berkomunikasi, dan akses terhadap informasi. Mahasiswa yang tidak memiliki kecakapan literasi digital berisiko tertinggal baik dalam dunia akademik maupun profesional.

Penulis meyakini bahwa literasi digital bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa saat ini. Kemampuan dalam memahami dan menguasai literasi digital akan menentukan sejauh mana mahasiswa dapat beradaptasi serta berkembang di tengah kemajuan zaman yang serba digital.

Karena literasi digital membantu mahasiswa untuk memilah dan memahami informasi secara kritis. Di tengah arus informasi yang membanjiri internet dan media sosial, tidak semua konten dapat dipercaya. Tanpa kemampuan literasi digital, mahasiswa mudah terjebak dalam misinformasi dan hoaks.

Berdasarkan survei Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) tahun 2023, kelompok usia 18–24 tahun yang sebagian besar adalah mahasiswa, termasuk kelompok paling rentan terhadap penyebaran hoaks karena rendahnya kemampuan verifikasi informasi.

Fakta ini menegaskan bahwa keterampilan berpikir kritis dalam menyaring informasi sangat diperlukan agar mahasiswa tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga mampu menganalisis dan bertanggung jawab atas informasi yang diterima. Kedua literasi digital mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi secara produktif, bukan sekadar konsumtif.

Mahasiswa dengan literasi digital yang baik dapat memanfaatkan berbagai platform digital untuk kegiatan akademik, seperti riset daring, penggunaan perangkat lunak pembelajaran, hingga membangun portofolio digital. Mahasiswa yang menguasai hal ini akan lebih siap menghadapi tuntutan dunia kerja masa kini, yang mensyaratkan penguasaan terhadap teknologi informasi.

Contohnya, saat proses rekrutmen kerja, banyak perusahaan mempertimbangkan kemampuan kandidat dalam menggunakan aplikasi digital seperti Microsoft Office, Google Workspace, Trello, dan Notion, serta melihat jejak digital mereka.

Literasi digital berkaitan erat dengan etika dan tanggung jawab di dunia maya. Mahasiswa harus menyadari bahwa setiap aktivitas digital memiliki konsekuensi. Dengan kecakapan literasi digital, mereka akan lebih peka terhadap etika komunikasi digital, seperti menjaga privasi, menghindari ujaran kebencian, dan menjunjung integritas akademik.

Kesadaran ini sangat penting dalam membentuk karakter digital yang etis dan bertanggung jawab, khususnya di lingkungan kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai akademis.

Mahasiswa yang memiliki literasi digital tinggi dapat menjadi panutan dan edukator di lingkungan sekitarnya. Mereka dapat menyebarkan informasi yang edukatif, seperti pentingnya keamanan digital, perlindungan data pribadi, serta bahaya hoaks. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui platform kampus maupun media sosial.

Saat ini, dan dimulai dari lingkungan kampus. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa literasi digital merupakan keterampilan esensial yang harus dimiliki setiap mahasiswa. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, mahasiswa tidak cukup hanya mampu mengakses teknologi, tetapi juga dituntut untuk menggunakannya dengan cara yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.

Penulis berharap mahasiswa dapat lebih menyadari pentingnya literasi digital dan menjadikannya sebagai bagian dari kompetensi inti yang harus terus diasah. Selain itu, perguruan tinggi juga diharapkan dapat berperan aktif dalam menyediakan program literasi digital yang terarah dan berkelanjutan.

Dengan bersama-sama membangun kesadaran kolektif akan pentingnya literasi digital di lingkungan kampus dan masyarakat luas. Jadilah mahasiswa yang tidak hanya mengikuti arus digital, tetapi mampu mengarahkan arus tersebut menuju arah yang lebih positif dan membangun. [Sekian]