Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai: Titik Awal Islamisasi di Nusantara
![]() |
Penulis: Juni Ahyar, S.Pd., M.Pd
Dosen Universitas Malikussaleh |
Aceh
Utara - Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di
Indonesia. Berlokasi di wilayah Aceh pada abad ke-13 Masehi, kerajaan ini
menjadi titik awal masuk dan berkembangnya agama Islam di kawasan Nusantara.
Sebagai pusat perdagangan maritim penting dan pusat penyebaran Islam, Samudra
Pasai memainkan peran strategis dalam sejarah kepulauan Indonesia. Artikel ini
akan membahas secara rinci sejarah berdirinya Kerajaan Samudra Pasai,
pendirinya, asal-usul nama kerajaan, serta perkembangan hingga masa
kemundurannya.
Latar
Belakang dan Asal Usul Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan
Samudra Pasai lahir dari penggabungan dua kerajaan lokal, yaitu Kerajaan Pase
dan Perlak. Wilayah ini memiliki posisi geografis yang sangat strategis karena
menghadap Selat Malaka, salah satu jalur perdagangan internasional yang vital
pada masa itu. Keberadaan pelabuhan alami yang aman dan lokasi yang mudah
dijangkau oleh pedagang dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok membuat Pasai
menjadi pusat transit perdagangan rempah-rempah, terutama lada
https://acehprov.go.id/.
Menurut
sumber arkeologis seperti batu nisan bersurat yang ditemukan di Leubok Tuwe,
Meurah Mulia, dan Matang Ulim, pemerintahan Islam di wilayah ini telah dimulai
sejak abad ke-7 Hijriah atau abad ke-13 Masehi [CISAH, 2014].
Pendiri
dan Raja Pertama: Sultan Malik Al-Saleh
Tokoh
sentral dalam pendirian Kerajaan Samudra Pasai adalah Meurah Silu, yang lebih
dikenal dengan gelar Sultan Malik Al-Saleh . Ia merupakan raja pertama yang
memeluk agama Islam dan aktif menyebarkannya di wilayah tersebut. Menurut
Masriadi Sambo dalam Media Relations Kontemporer , Sultan Malik Al-Saleh
berasal dari keturunan Sukee Imeum Peuet, empat maharaja bersaudara dari Champa
(Vietnam modern), yang menetap di Aceh sebelum kedatangan Islam [Masriadi
Sambo].
Ia
menikahi putri dari Sultan Perlak, dan dari pernikahan tersebut lahirlah
Muhammad Malikuzzahir, yang kemudian menjadi penggantinya setelah wafatnya
Sultan Malik Al-Saleh pada tahun 1297 M. Dengan demikian, ia berhasil
mempersatukan dua kerajaan kecil menjadi sebuah kerajaan yang besar dan
bercorak Islam.
Selama
masa pemerintahannya (sekitar tahun 1267–1297 M), Sultan Malik Al-Saleh
membangun fondasi politik, ekonomi, dan spiritual untuk menjadikan Pasai
sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam. Ia juga menjalin hubungan
diplomatik dengan Kesultanan Delhi di India dan diketahui mengirim utusan
hingga ke Cina, membuktikan betapa luasnya jaringan diplomasi dan perdagangan
Pasai pada masa itu https://fahum.umsu.ac.id/ .
Perkembangan
dan Kejayaan Kerajaan Samudra Pasai
Setelah
Sultan Malik Al-Saleh meninggal, tahta kerajaan dilanjutkan oleh anaknya,
Sultan Muhammad Malik Al-Tahir (1297–1326 M). Para sultan berikutnya
melanjutkan tradisi pemerintahan yang berlandaskan nilai-nilai Islam serta
mengembangkan potensi ekonomi melalui perdagangan internasional.
Samudra
Pasai menjadi pusat perdagangan penting, bahkan menerbitkan mata uang emas
bernama dirham yang digunakan secara resmi. Pengembara Muslim terkenal, Ibnu
Battutah, pernah singgah di Pasai pada tahun 1346 M dan mencatat bahwa kapal
dagang Pasai juga sampai ke daratan Cina. Sumber-sumber Cina juga menyebut
bahwa utusan Pasai rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti, menunjukkan
bahwa Pasai memiliki relasi diplomatik yang luas
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/12/.
Di
bidang religius, Samudra Pasai menjadi pusat studi dan penyebaran Islam di Asia
Tenggara. Ulama dan cendekiawan dari Timur Tengah sering datang ke Pasai untuk
berdakwah dan mendirikan pesantren atau lembaga pendidikan Islam. Hikayat Raja
Pasai, salah satu karya sastra Melayu klasik yang ditulis pada tahun 1360 H,
menjadi bukti perkembangan intelektual dan budaya Islam di wilayah ini
https://an-nur.ac.id/blog/asal-usul-nama-dan-sejarah-kesultanan-samudera-pasai-di-nusantara.html
.
Asal
Usul Nama “Samudra Pasai”
Nama
“Samudra Pasai” berasal dari dua kata: Samudra dan Pasai . Kata “Samudra” dalam
bahasa Sanskerta berarti laut atau samudera, yang merujuk pada posisi strategis
kerajaan di tepi laut. Letak ini memberikan akses langsung ke jalur perdagangan
internasional yang menghubungkan Timur Tengah, India, dan Asia Tenggara. Nama
ini juga melambangkan kemakmuran dan kelimpahan yang dialami oleh kerajaan
tersebut selama masa kejayaannya
https://gramedia.com/literasi/pendiri-kerajaan-samudera-pasai/.
Adapun
kata “Pasai” memiliki beberapa interpretasi. Salah satunya adalah legenda
tentang seekor anjing pemburu kesayangan Meurah Silu bernama “Si Pasai”, yang
konon menemukan lokasi ideal untuk ibu kota kerajaan. Di sisi lain, ada
hipotesis yang menyebut bahwa kata “Pasai” berasal dari kata “Parsi” yang
merujuk pada Persia, mengingat banyaknya pengaruh budaya dan agama dari Persia
melalui para pedagang dan ulama yang singgah di Pasai
https://an-nur.ac.id/blog/.
Masa
Kemunduran dan Penaklukan
Walaupun
sempat mencapai masa kejayaan, Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran
akibat konflik internal dan tekanan eksternal. Pada tahun 1360 M, Majapahit
berhasil menaklukkan Pasai sebagai bagian dari ekspansi Nusantara. Namun,
pasca-runyiahnya Majapahit, Pasai kembali bangkit hingga akhirnya ditaklukkan
oleh Kesultanan Aceh pada tahun 1524 M https://acehprov.go.id/.
Salah
satu episode tragis dalam sejarah Pasai adalah masa pemerintahan Raja Ahmad
Bakoy (Raja Parmadala Permala) , yang awalnya dikenal sebagai pemimpin adil
namun berubah menjadi tirani setelah kematian istrinya, Putri Nahrisah. Kisah
ini menjadi simbol moral tentang pentingnya seorang pemimpin untuk tetap
menjunjung nilai-nilai agama dan adat, serta tidak terbawa hawa nafsu semata.
Penutup
Kerajaan
Samudra Pasai memiliki peran monumental dalam sejarah Nusantara, khususnya
dalam proses Islamisasi dan perkembangan perdagangan maritim di Asia Tenggara.
Sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia, Samudra Pasai menjadi mercusuar
bagi penyebaran agama Islam dan pusat interaksi budaya antarnegara.
Warisan
sejarahnya masih bisa kita telusuri melalui situs makam raja-raja Pasai,
manuskrip Hikayat Raja Pasai, serta artefak budaya yang tersisa. Upaya
pelestarian dan publikasi sejarah ini sangat penting agar generasi mendatang
dapat memahami pentingnya Kerajaan Samudra Pasai sebagai fondasi peradaban
Islam di Indonesia.
Daftar
Pustaka
https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/kerajaan-samudera-pasai
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/12/120000279/sejarah-berdirinya-kerajaan-samudera-pasai
https://fahum.umsu.ac.id/info/sejarah-kerajaan-samudera-pasai-dan-rajanya/
https://www.gramedia.com/literasi/pendiri-kerajaan-samudera-pasai/
https://an-nur.ac.id/blog/asal-usul-nama-dan-sejarah-kesultanan-samudera-pasai-di-nusantara.html
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/sultan-malikussaleh-biografi-singkat-sultan-pertama-samudera-pasai-22jILOo4UaX
CISAH
(2014). Tinggalan Sejarah Samudera Pasai.
Masriadi
Sambo. Media Relations Kontemporer.